Yahoo mengumumkan bahwa pihaknya menjadi korban serangan hacker yang mengakibatkan lebih dari 500 juta data pengguna Yahoo berhasil dicuri.
Dikutip dari Anatarnews, Minggu (25/9/2016), Berkas gugatan itu diajukan di pengadilan federal di San Jose, California, oleh Ronald Schwartz, warga New York, yang mengatasnamakan semua pengguna Yahoo di Amerika Serikat, yang informasi pribadinya bocor.
Ia berupaya membawa perkara tersebut dalam gugatan massal dengan kerugian yang belum dapat diperkirakan.
Yahoo! memastikan pihaknya telah menjadi korban serangan hacker yang mengakibatkan bocornya data-data pribadi sekitar 500 juta pengguna layanan-layanan internet perusahaan tersebut.
Data yang dicuri termasuk nama pengguna, alamat e-mail, nomor telepon, tanggal lahir, password yang terproteksi dengan bcrypt, dan pertanyaan security question berikut jawabannya.
“Penyelidikan kami menyimpulkan bahwa informasi yang dicuri tidak termasuk password tanpa enkripsi, data kartu pembayaran atau informasi rekening bank,” kata Yahoo! dalam sebuah pernyataan.
“Kami bisa mengonfirmasikan bahwa salinan sejumlah informasi pengguna telah dicuri dari jaringan perusahaan pada 2014 oleh aktor yang dibeking oleh negara,” lanjut Yahoo.
Diketahui bahwa peretasan terhadap Yahoo ini terjadi pada beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2014, namun baru terendus bulan Agustus lalu ketika seorang kriminal cyber bernama "Peace" menjual 200 juta data pengguna Yahoo di pasar gelap internet.
Saat itulah Yahoo sadar terhadap klaim Peace yang mengatakan telah memperoleh data penggunanya, namun Yahoo belum mengakui bahwa pihaknya telah menjadi korban peretasan.
Saat ini Yahoo masih menyelidiki peretasan terhadap 500 juta akun penggunanya. Pengumuman ini datang saat sedang proses penjualan bisnis internet Yahoo senilai USD 4,8 miliar ke operator seluler Verizon.
Dikutip dari Anatarnews, Minggu (25/9/2016), Berkas gugatan itu diajukan di pengadilan federal di San Jose, California, oleh Ronald Schwartz, warga New York, yang mengatasnamakan semua pengguna Yahoo di Amerika Serikat, yang informasi pribadinya bocor.
Ia berupaya membawa perkara tersebut dalam gugatan massal dengan kerugian yang belum dapat diperkirakan.
Yahoo! memastikan pihaknya telah menjadi korban serangan hacker yang mengakibatkan bocornya data-data pribadi sekitar 500 juta pengguna layanan-layanan internet perusahaan tersebut.
Data yang dicuri termasuk nama pengguna, alamat e-mail, nomor telepon, tanggal lahir, password yang terproteksi dengan bcrypt, dan pertanyaan security question berikut jawabannya.
“Penyelidikan kami menyimpulkan bahwa informasi yang dicuri tidak termasuk password tanpa enkripsi, data kartu pembayaran atau informasi rekening bank,” kata Yahoo! dalam sebuah pernyataan.
“Kami bisa mengonfirmasikan bahwa salinan sejumlah informasi pengguna telah dicuri dari jaringan perusahaan pada 2014 oleh aktor yang dibeking oleh negara,” lanjut Yahoo.
Diketahui bahwa peretasan terhadap Yahoo ini terjadi pada beberapa tahun yang lalu, tepatnya tahun 2014, namun baru terendus bulan Agustus lalu ketika seorang kriminal cyber bernama "Peace" menjual 200 juta data pengguna Yahoo di pasar gelap internet.
Saat itulah Yahoo sadar terhadap klaim Peace yang mengatakan telah memperoleh data penggunanya, namun Yahoo belum mengakui bahwa pihaknya telah menjadi korban peretasan.
Saat ini Yahoo masih menyelidiki peretasan terhadap 500 juta akun penggunanya. Pengumuman ini datang saat sedang proses penjualan bisnis internet Yahoo senilai USD 4,8 miliar ke operator seluler Verizon.
No comments:
Post a Comment